Tentu saja sangat dianjurkan melatih anak berpuasa. Namun, tur pola makan dan lihat kesanggupannya.
Memang,
tak ada acuan di usia berapa anak sanggup berpuasa karena kondisi tubuh
setiap anak berbeda. Bagaimana mengetahui kemampuan berpuasa pada anak?
Sebetulnya mudah saja; anak yang sudah merasa lemas pasti akan mengeluh
lapar. Jangan tunda sampai lemasnya memunculkan keringat dingin,
apalagi muntahmuntah. Boleh jadi itu salah satu pertanda kadar gula
darahnya menurun atau anak mengalami dehidrasi karena umumnya anakanak
tetap aktif bermain dan mengeluarkan banyak keringat. Segera batalkan
puasanya. Jangan lupa untuk tetap memuji usahanya.
Namun,
jangan biarkan anak balas dendam terhadap rasa laparnya dengan makan
dalam porsi besar sekaligus. Tentu tindakan “balas dendam” bisa membuat
sistem pencernaannya kaget dan bereaksi menimbulkan sakit. Berikan
minuman pembuka yang dapat memulihkan energinya disertai makanan
ringan. Setelah itu, barulah makan makanan utama dengan porsi tidak
berlebihan.
POLA MAKAN RAMADAN
Menu
makanan/minuman saat sahur maupun berbuka harus diperhatikan agar
kondisi badan anak tetap sehat. Apa saja yang mesti diperhatikan?
Berikut di antaranya:
* Sajikan makanan beragam dan mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
*
Jangan memberi makanan dan minuman yang merangsang selama berbuka
puasa, karena akan mengganggu kerja lambung, misalnya makanan yang
asam, bersoda, bersantan, atau pedas.
*
Saat berbuka, sebaiknya anak mendapat satu gelas susu yang tidak
terlalu manis dan tidak terlalu dingin. Minuman hangat lebih dianjurkan
bagi anak yang sudah berpuasa penuh mengingat kondisi lambung cukup
lama kosong. Namun bukan berarti minuman dingin dilarang. Dilanjutkan
dengan sepotong kudapan kecil tapi padat gizi seperti kroket, pastel,
makaroni panggang atau arem-arem. Setelah itu, anak boleh minum segelas
es buah atau buah-buahan. Biasanya rasa lapar saat berpuasa dipicu oleh
turunnya kadar gula dalam darah. Karenanya, kurma dan pisang dapat
menjadi pilihan untuk berbuka puasa. Kedua jenis makanan ini banyak
mengandung mineral dan vitamin yang sangat diperlukan tubuh.
*
Kandungan gula dalam makanan (termasuk buah) mudah diserap oleh tubuh
menjadi sumber energi, sehingga anak bisa segera fit kembali setelah
mengonsumsinya. Namun, karena gula mudah diserap, maka energi yang
dihasilkan juga memiliki masa pakai yang relatif singkat. Pada malam
hari, ada baiknya anak makan lagi sebelum tidur atau pada saat-saat
senggang di waktu malam.
*
Mineral zat besi banyak terdapat pada hati dan limpa sapi, sehingga ada
baiknya sesekali disajikan di bulan Ramadan. Zat besi penting bagi
pertumbuhan anak karena membantu proses pembentukan sel darah merah.
* Variasikan menu makanan di rumah agar anak tak kekurangan zat-zat gizi tertentu.
* Jangan berikan makanan yang merangsang seperti es dan makanan pedas pada saat sahur.
*
Saat sahur, utamakan makanan sumber protein dan lemak selain
karbohidrat, seperti daging, telur, ikan, dan kacang-kacangan. Lemak
dan protein ini akan menjadi cadangan energi yang lebih tahan lama
ketimbang karbohidrat tak berserat. Aturlah porsinya agar anak tak
sampai kekenyangan dan mengeluh tak enak. Kurangi minum teh saat sahur
karena menghamabat penyerapan zat besi dan kalsium, juga dapat
meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga zat-zat mineral yang
sebenarnya diperlukan tubuh justru dikeluarkan bersama air seni.
*
Cukupi kebutuhan cairan anak. Jangan sampai anak mengalami dehidrasi
saat berpuasa. Sup dan jus buah saat sahur dapat menambah asupan cairan
dan mineral anak yang berpuasa. Saat berbuka dan malam hari ingatkan
anak untuk memperbanyak minum.
*
Makanan sahur juga sebaiknya kaya serat. Makanan tinggi serat (seperti
beras merah, roti gandum, sayuran, dan buahbuahan) akan dicerna lebih
lama oleh tubuh, sehingga dapat meninggalkan rasa kenyang yang lebih
lama pula selain memperlancar proses buang air besar.
Sumber : Majalah NAKITA
Sumber : Majalah NAKITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar